NEWSANTARA.CO, Sumatra Barat – Pulau Mentawai salah satu tempat terindah yang ada di Indonesia adalah Kepulauan Mentawai. Tempat ini sendiri merupakan nama salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi Sumatera Barat. Kabupaten ini terdiri dari 4 kelompok pulau utama yang berpenghuni yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan yang dihuni oleh mayoritas masyarakat suku Mentawai. Selain itu masih ada beberapa pulau kecil lainnya yang berpenghuni namun sebahagian besar pulau yang lain hanya ditanami dengan pohon kelapa.
Sebahagian besar penghuni pulau-pulau di kabupaten Kepulauan Mentawai berasal dari pulau Siberut, suku Mentawai sebagai penduduk utama di kabupaten ini, secara garis besar masyarakat ini tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang asal usul mereka, walaupun ada di antara mereka mengenal beberapa mitologi yang kadang agak kabur dan sukar dipercaya. Masyarakat setempat menyebut negeri mereka dengan nama Bumi Sikerei.
Posisi Kepulauan Mentawai yang ada di tengah Samudera Hindia membuatnya dikelilingi alam laut yang mengagumkan dan sempurna untuk wisata bahari. Kepulauan Mentawai sendiri telah tersohor menjadi salah satu tujuan wisata berpetualang, wisata budaya, dan wisata bahari terutama surfing yang diminati peselancar dalam dan luar negeri.
Selain cantik, Mentawai juga berperan penting bagi konservasi. Sejak tahun 1981, Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Pulau Siberut di Mentawai sebagai salah satu cagar biosfer sehingga keberadaannya harus dilindungi dan dijauhkan dari eksploitasi.
Keeksotisan Siberut ditambah adanya empat primata endemik Mentawai, yaitu simakobu atau monyet ekor babi (Simias concolor), bilou atau siamang kerdil (Hylobates klosii), joja atau lutung mentawai (Presbytis potenziani), dan beruk mentawai (Macaca pagensis).
Untuk meneliti kekayaan primata Mentawai ini, Pusat Primata Universitas Gottingen, Jerman, bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor mendirikan Proyek Konservasi Siberut.
Mentawai memiliki banyak pulau-pulau indah dengan ombaknya yang besar,yang sangat bagus untuk olahraga berselancar. Sejak 1990 , Mentawai ramai dikunjungi oleh turis untuk berselancar. Ombak di mentawai merupakan ombak terbagus ketiga didunia untuk berselancar. Surfing atau selancar telah menjadi ikon wisata Kepulauan Mentawai, bahkan tidak jarang digelar kompetisi surfing bertaraf internasional di sini. Sedikitnya tersebar 400 titik surfing di Kepulauan Mentawai. Ombaknya beraggam dan menantang, bahkan beberapa gulungan ombaknya termasuk dalam kategori extreme yang dicari peselancar dari berbagai penjuru dunia.
Bagi Para penelusur yang hobi berselancar maka Kepulauan Mentawai adalah tempat yang tepat untuk menantang adrenalin para penelusur berselancar. Di kepulauan Mentawai sendiri terdapat beberapa titik selancar dengan ombakn yang besar dan tinggi, antara lain di Desa Bosua yang memiliki gulungan ombak mencapai 3 meter. Untuk mencapai Desa Bosua sendiri para penelusur dapat menempuhnya 4 jam perjalanan dari Kabupaten Tuapejat dengan menggunakan speedboat. Meskipun pantainya berkarang namun gulungan ombaknya sangatlah sempurna sekali.
Akses untuk menuju Kepulauan Mentawai masih mengandalkan kapal motor yang hanya sanggup beroperasi dua kali dalam seminggu, yaitu Minggu malam (Kapal Sumber Rezeki Baru) dan Kamis malam (Kapal Simasin). Perjalanan sekira satu hari, berarti kapal kembali ke Padang pada Selasa dan Jumat malam. Harga tikenya Rp105.000,- sampai Rp125.000,-. Tersedia kapal tambahan yang beroperasi pada Minggu pertama dan kedua setiap bulan. Kapal Ambu-Ambu berangkat pada Sabtu malam dari Muara Padang dan kembali dari Siberut ke Padang pada Minggu malam.
Apabila Anda memutuskan untuk berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau maka dapat menyewa pesawat kecil seperti Tiger Air atau SMAC ke Tuapejat di Pulau Sipora. Setelah itu, Anda bisa menyewa kapal untuk perjalanan sekitar 3 sampai 4 jam ke Muara Siberut. (Nald)