Indonesia Tegaskan telah Berlaku Adil di QRIS dan GPN Libatkan Visa-Mastercard
JAKARTA, Newsantara.co – Pihak Amerika Serikat (AS) memberi syarat bila aturan tarif produk Indonesia tak dikenakan tarif impor 32 persen sesuai kebijakan Presiden AS Donald Trump. Diantaranya merombak sistem pembayaran menggunakan QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) serta pengelolaan mall grosiran Mangga Dua’.
Terkesan agak aneh, mengapa pemerintah AS agak risih dengan QRIS dan GPN, bahkan lucu ketika mempersoalkan Mangga Dua’. AS menilai kebijakan QRIS dan GPN membatasi perusahaan pembayaran AS seperti Visa dan Mastercard di Indonesia.
Sementara Mangga Dua’ dituduh oleh pemerintah AS sebagai pusat produk bajakan. Dimana lokasi ini sebagai surga barang palsu, mulai dari elektronik hingga merek fashion. Bagi AS ini membuat kerugian bisnis perusahaan AS yang memegang hak cipta seperti Apple, Nike, atau Disney.
Jawaban Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia menegaskan kesiapan berkolaborasi dengan operator pembayaran global seperti Visa dan Mastercard, meski Amerika Serikat (AS) mengkritik regulasi QRIS dan GPN. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan, Indonesia memberikan kesempatan setara bagi semua pelaku, termasuk perusahaan AS.
“Mereka bisa berpartisipasi di frontend dengan level playing field yang sama. Ini hanya perlu penjelasan lebih lanjut,” jelas Airlangga dalam konferensi pers negosiasi dagang Indonesia-AS, Jumat (25/4).
AS melalui USTR (Kantor Perwakilan Dagang) menyatakan keberatan dalam laporan National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers 2025, yang dirilis 31 Maret. Mereka menilai proses pembuatan kebijakan QRIS oleh Bank Indonesia kurang melibatkan pemain internasional, menyulitkan integrasi sistem asing.
Namun, Airlangga menegaskan, Indonesia terbuka untuk kerja sama dan tidak ada diskriminasi.
Isu Mangga Dua Bukan Prioritas
Selain QRIS, AS juga menyoroti Mangga Dua sebagai pusat barang bajakan. Namun, Airlangga menegaskan hal itu belum dibahas dalam negosiasi tarif.
“Tidak ada pembicaraan detail tentang Mangga Dua. Fokus kami adalah meningkatkan daya saing industri nasional,” ujarnya.
Pemerintah saat ini berfokus pada penguatan industri melalui teknologi, SDM, dan kebijakan hijau untuk memperkuat posisi dagang global Indonesia. (Red.)