Trump Melunak, Xi Tegaskan Tak Ada Pemenang di Perang Tarif

WASHINGTON, Newsantara.co — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai melunak terhadap China di tengah meningkatnya ketegangan dagang, sementara Presiden China Xi Jinping menegaskan bahwa perang tarif tidak akan menghasilkan pemenang.

Langkah terbaru China yang menaikkan tarif impor produk asal AS hingga 125% menuai respons dari Gedung Putih. Juru Bicara Karoline Leavitt menyampaikan bahwa Trump tetap optimistis dan membuka ruang dialog demi mencapai kesepakatan dagang yang saling menguntungkan.

Presiden terbuka untuk negosiasi dengan China. Ia yakin bahwa kesepakatan dapat tercapai jika kedua belah pihak menunjukkan itikad baik,” kata Leavitt dalam konferensi pers.

Pernyataan ini muncul setelah eskalasi perang dagang yang kembali mengancam rantai pasok global. Meski tarif saling balas terus berlangsung, Washington memastikan bahwa jalur diplomasi tetap tersedia. Leavitt menambahkan bahwa Trump bersedia bersikap bijak apabila Beijing menunjukkan komitmen konkret terhadap kompromi.

Sementara itu, dari Asia Tenggara, Presiden Xi Jinping memulai lawatan diplomatiknya di Vietnam. Dalam kunjungan tersebut, Xi menegaskan pentingnya menjaga sistem perdagangan multilateral yang adil dan stabil.

Ia menyatakan bahwa “tidak ada pemenang dalam perang tarif,” dalam editorial bersama yang diterbitkan media resmi Vietnam dan China.

Xi mengunjungi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja untuk memperkuat hubungan regional di tengah ketegangan dengan AS. Kunjungan ini dinilai sebagai upaya Beijing untuk memperlihatkan kepemimpinan global yang bertanggung jawab, berbanding terbalik dengan pendekatan Trump yang dinilai proteksionis.

“Asia Tenggara menjadi kunci strategi China untuk menghadapi isolasi ekonomi dari AS,” ujar Nguyen Khac Giang, peneliti di ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura.

Vietnam, sebagai mitra dagang utama China dan AS, berada dalam posisi genting. Negeri ini meraih manfaat dari pergeseran rantai pasok global, namun juga menghadapi tekanan tarif dari AS, terutama jika dianggap menjadi jalur tak langsung ekspor China.

Di tengah konflik tarif yang berkepanjangan, baik AS maupun China berusaha menunjukkan pengaruhnya di panggung global. Trump mengedepankan kepentingan nasional AS dengan menekan China agar mengubah praktik dagangnya, sementara Xi mempromosikan stabilitas dan kerja sama internasional.

Meski belum ada titik terang soal akhir perang dagang, sinyal terbuka dari kedua pemimpin menjadi peluang baru untuk mengakhiri ketegangan yang telah mengguncang ekonomi dunia sejak awal konflik dagang dimulai. (Red.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *