Belanja Online Naik 12% dalam Setahun
JAKARTA, Newsantara.co – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan, lonjakan belanja online dan perubahan pola konsumsi masyarakat menjadi penyebab utama sepinya pusat perbelanjaan. Data BPS menunjukkan, 33,3% penduduk usia produktif kini lebih memilih e-commerce, naik 12% dari tahun sebelumnya.
Transaksi Besar, Tapi Beralih ke Digital
Budi menjelaskan, 37,7% aktivitas perdagangan nasional telah berpindah ke platform digital. “Ini keniscayaan. Ritel fisik harus beradaptasi, atau ditinggalkan,” tegasnya, Jumat (20/6/2025).
Okupansi mal turun dari 88% (2023) menjadi 80% (2024). Penyebabnya:
- Konsumen beralih ke belanja harian online.
- Lebih memilih toko dekat rumah (nearby retail).
- Kebutuhan bulanan kini dibeli sedikit-sedikit via platform digital.
Solusi Hybrid: Gabungkan Offline & Online
Kemendag menggandeng Aprindo, APPBI, dan Hippindo untuk dorong transformasi ritel hybrid. “Contohnya, pasar tradisional bisa terima order online sekaligus melayani pembeli langsung,” jelas Budi.
Revitalisasi pasar rakyat juga digencarkan, termasuk pelatihan pembayaran digital dan manajemen toko. “Pasar terlihat sepi, tapi transaksi tetap tinggi—hanya berpindah ke digital,” ujarnya.
Kolaborasi Ritel Modern & Tradisional
Budi mencontohkan, ritel modern kini berperan sebagai mentor bagi pedagang kecil. “Mereka diajari manajemen toko hingga pengelolaan keuangan. Tidak lagi bersaing, tapi bersinergi,” pungkasnya.
Langkah ini diharapkan bisa mengembalikan geliat sektor ritel di tengah dominasi e-commerce.