Pedagang Tokopedia Protes Aturan Wajib Migrasi ke TikTok Shop Sebelum 9 Juni
JAKARTA, Newsantara.co– Perusahaan e-commerce anak bangsa Tokopedia kini semakin hilang dominasi di tanah air. Setelah ByteDance melakukan perombakan besar-besaran di manajemen Tokopedia dan merger lini penjualan dengan Tik Tok Shop, ancaman PHK dan pedagang yang dipaksa migrasi ke Tik Tok Shop segera terjadi.
Kabar PHK sebelumnya telah terjadi pada Juni 2024, dilaporkan Kata Data setidaknya terdapat 450 orang yang di-PHK atau sekitar 9 persen dari total 5000 karyawan yang ada. Terkait kabar PHK susulan pada 2205, pihak Tik Tok yang berada di bawah manajemen ByteDance. Ia tidak membantah dan membenarkan kabar itu.
“Kami rutin evaluasi demi peningkatan layanan kepada konsumen,” katanya pada Selasa (3/6/2025).
Kini setelah kabar PHK susulan, ratusan pedagang di lapak Tokopedia kembali memprotes adanya kebijakan baru. Yakni pedagang Tokopedia wajib integrasi ke TikTok Shop sebelum 9 Juni 2025. Aturan ini diberlakukan setelah akuisisi Tokopedia oleh Bytedance, pemilik TikTok.
Banyak seller mengeluh proses migrasi rumit dan platform TikTok Shop dinilai kurang ramah pengguna. “Dashboard TikTok lebih kompleks, kami seperti harus memulai bisnis dari nol,” ujar seorang pedagang elektronik kepada KONTAN, Senin (2/6).
Di kolom komentar akun resmi Tokopedia_Tiktokshop di Instagram, protes terus mengalir. Salah satu seller mengeluh, “Ini bukan integrasi, tapi pindah paksa ke TikTok. Tokopedia lebih simpel, nggak perlu live atau diskon berlebihan.”
TikTok tetap bersikukuh dengan batas waktu 9 Juni, meski banyak penjual mengancam tutup toko. Beberapa seller bahkan memilih pindah ke platform lain seperti Shopee. “Potongannya lebih murah, sistemnya lebih mudah,” kata seorang pelapak.
Bagi yang menolak migrasi, Tokopedia akan mengenakan komisi dinamis 4-6% per transaksi, maksimal Rp40.000 per item. “Kalau nggak mau gabung, biayanya lebih tinggi,” ujar pedagang anonim.
TikTok berdalih integrasi mempermudah manajemen toko dengan satu dashboard. Mereka juga menjanjikan fitur baru seperti loyalitas membership dan instant delivery. “Kami terus berupaya mendukung seller,” kata juru bicara TikTok.
Namun, banyak pedagang khawatir Tokopedia akan ditinggalkan. “Kalau nggak bisa tambah produk baru, lama-lama Tokopedia tinggal kenangan,” ujar seorang seller.