GAZA, Newsantara.co – Blokade Israel selama 60 hari telah memutus pasokan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Gaza, memicu krisis kelaparan terburuk dalam 19 bulan perang. Warga Palestina bertahan hidup dengan makanan kaleng dan beras, sementara malnutrisi melanda ribuan anak.
Di Khan Younis, Mariam al-Najjar dan keluarganya hanya bisa menyantap kacang polong kalengan dan nasi untuk 11 anggota keluarga, termasuk enam anak.
“Dulu Jumat adalah hari istimewa dengan hidangan lezat. Sekarang kami makan apa adanya,” ujarnya, Jumat (2/5).
Pasar Gaza nyaris kosong. Daging, susu, dan buah-buahan menghilang, sementara harga bahan pokok melambung. Dokter memperingatkan dampak jangka panjang malnutrisi pada anak-anak.
“Mereka butuh protein dan nutrisi, tapi semua itu tidak ada di Gaza,” kata Ayman Abu Teir dari Rumah Sakit Nasser.
Israel Serang Kapal Bantuan di Laut Internasional
Sementara itu, drone Israel diduga menyerang kapal bantuan “Conscience” di perairan Malta. Freedom Flotilla, penyelenggara pengiriman, menyebut serangan ini memperparah krisis kemanusiaan.
Pemerintah Malta mengkonfirmasi insiden tersebut tetapi tidak menyebut pelaku. Kapal tunda berhasil memadamkan api, dan seluruh awak selamat. Israel belum memberikan komentar.
Blokade Gaza dimulai sejak Maret sebagai tekanan untuk pembebasan sandera Hamas. Namun, PBB mencatat 3.700 anak Gaza menderita malnutrisi akut—naik 80% dari Februari. (Red.)




