NEWSANTARA.CO — Kompetisi sehat di perusahaan pertambangan membuat PT. Indo Tambangraya Megah (ITM), Tbk. menjadi perusahaan tambang yang fokus pada pembangunan berkelanjutan (SDGs). PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk. terus berusaha menuju perusahaan besar dan sukses di pertambangan.
Direktur Sustainability & Risk Management ITM, Ignatius Wurwanto mengatakan ITM terus menorehkan prestasi, diantaranya dengan peningkatan nilai Laporan Keberlanjutan.
Dalam Laporan Keberlanjutan ITM tersebut, menurut dia, merupakan buah dari komitmen serta keseriusan perusahaan terhadap pencapaian SDGs.
“Komitmen itu dituangkan dalam perubahan visi dan misi perusahaan pada tahun 2016 yang memasukkan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan secara eksplisit,” katanya, Rabu (19/2).
Dalam misi ITM tercantum ‘Menjadikan kerangka pembangunan berkelanjutan sebagai landasan untuk semua inisiatif dan kegiatan bisnis.’ Tak berhenti dalam misi perusahaan, pada budaya perusahaan pun jelas menyebut Key Behaviour yang berbunyi ‘ ITM Berpartisipasi Dalam Pembangunan Berkelanjutan: Kami bertanggung jawab atas kesejahteraan serta keberlanjutan sosial dan lingkungan.’
“ITM memang memiliki pemahaman bahwa kami harus mengkonservasi sumber daya alam dan ekosistem untuk keberlanjutan ekonomi dan masyarakat. Hal itu juga selaras dengan Perpres tentang menjaga kesejahteraan ekonomi dan melindungi lingkungan. Inilah kompas kami dalam menjalankan SDGs,” lanjut Wurwanto mengatakan.
Agar komitmen terhadap pelaksanaan SDGs ini terjaga konsistensinya, ITM menopangnya dengan membentuk struktur pendukung dalam organisasi perusahaan, yakni fungsi Sustainable Development (SD).
Wurwanto menjelaskan, salah satu tugas divisi ini sangat strategis, yakni bertindak sebagai koordinator untuk melakukan penyelarasan strategi perusahaan dengan tujuan berkelanjutan, merumuskan target dan rencana kerja untuk mencapai tujuan berkelanjutan dan mengumpulkan semua data aktivitas/program dari semua unit bisnis untuk dituliskan dalam Sustainability Report (SR) dengan standar GRI.
Di sisi lain, peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga akan mewajibkan semua emiten memiliki Laporan Keberlanjutan mulai tahun 2020, dan ITM sudah memulainya sejak enam tahun lalu.
Di usianya yang menginjak 33 tahun, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) terus melangkah maju. Dari sisi produksi, perusahaan yang 65,14 persen sahamnya dimiliki Banpu Minerals (Singapura) ini mencatatkan produksi batu bara 22,1 juta ton pada tahun 2018, naik 1,4 persen dari tahun sebelumnya (21,8 juta ton), dan membukukan pendapatan bersih lebih dari US$ 2 miliar.
Bukan hanya bisnisnya yang berkembang, ITM juga terus mencetak prestasi. Akhir 2019, perusahaan pemasok batu bara untuk pasar global ini meraih Platinum Rating di ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASR Rating) 2019 yang diselenggarakan National Center for Sustainability Reporting (NCSR).
“Ini adalah ajang penghargaan bagi perusahaan yang telah membuat laporan keberlanjutan berdasarkan standar Global Reporting Initiatives (GRI), dalam rangka mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Dan, Platinum Rating adalah apresiasi tertinggi, di atas rating Gold, Silver, serta Bronze,” imbuhnya. (Tot/Red).