Iran Janji Balas Serangan Israel, AS Tegaskan Tak Terkait Pembunuhan Haniyeh

TEHERAN Newsantara.co — Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan janjinya akan membuat Israel “menyesali” pembunuhan yang dilakukan ke pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada Selasa (30/7/2023).

Serangan Israel yang menewaskan Ismail Haniyeh itu dilakukan usai petinggi Hamas ini menghadiri pelantikan Pezeshkian sebagai Presiden Iran. Pezeshkian sendiri menyebut tindakan Israel tersebut “pengecut”.

“Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, kebanggaan, dan martabatnya,” tegas Pezeshkian di laman X-nya. “Membuat para penyerbu teroris menyesali tindakan pengecut mereka,” tambahnya.

Militer Iran memastikan akan membalas serangan Israel di Iran, yang telah menewaskan pejabat senior Hamas Ismail Haniyeh saat berada di negaranya tersebut. Sementara itu, Amir Saeid Iravani, duta besar Iran untuk PBB, menuduh AS memasok data intelijen untuk pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran saat itu.

“Dalam kejahatan yang mengerikan ini, tanggung jawab Amerika Serikat, sebagai sekutu strategis dan pendukung utama rezim Israel di kawasan ini, tidak boleh diabaikan. Tindakan ini tidak mungkin dilakukan tanpa otorisasi [Washington] dan dukungan komunitas intelijen AS,” katanya pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.

Namun Amerika Serikat membantah tuduhan itu. AS mengatakan pihaknya tidak ada hubungannya dengan pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan Palestina Hamas, demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken kepada kantor berita CNA.

Menurutnya, Amerika Serikat “tidak mengetahui atau terlibat dalam” pembunuhan Haniyeh. “Sangat sulit untuk berspekulasi, dan saya telah belajar selama bertahun-tahun untuk tidak pernah berspekulasi mengenai dampak dari satu peristiwa terhadap peristiwa lainnya,” ujarnya ketika ditanya apakah pembunuhan pemimpin Hamas itu akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

“Sangatlah penting untuk membantu mengakhiri penderitaan warga Palestina di Gaza. Sangat penting untuk membawa pulang para sandera, termasuk sejumlah warga Amerika…..Sangat penting untuk menempatkan segala sesuatunya di jalur yang lebih baik untuk perdamaian yang lebih abadi dan keamanan yang lebih abadi, sehingga fokus tetap ada,” ujar diplomat tertinggi AS itu berkelit, ia menilai pentingnya gencatan senjata di Jalur Gaza.

Sebelumnya, gerakan Palestina Hamas mengatakan bahwa Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan tersebut, telah terbunuh dalam sebuah serangan Israel di kediamannya di Teheran. Kedatangan Haniyeh di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden terpilih negara itu, Masoud Pezeshkian.

Saluran TV Al Hadath melaporkan bahwa Haniyeh terbunuh dalam sebuah serangan rudal. Rudal tersebut diluncurkan “bukan dari wilayah Iran sendiri,” namun “dari negara lain,” menurut Al Mayadeen. Wakil Ketua Biro Politik Hamas Mousa Abu Marzook telah memperingatkan bahwa pembunuhan Haniyeh tidak akan luput dari pertanggungjawaban.

Pihak berwenang Israel menolak berkomentar kepada CNN mengenai kematian Haniyeh. Menurut Jerusalem Post, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan para menteri untuk tidak mengomentari masalah ini. Surat kabar tersebut menambahkan bahwa para anggota parlemen telah menerima instruksi serupa.

Ismail Haniyeh memegang jabatan senior Hamas sejak tahun 2004. Pada tahun 2007-2014, ia mengepalai pemerintahan satu partai Palestina dan memimpin Biro Politik gerakan tersebut sejak 2017. Politisi ini ikut serta dalam negosiasi untuk menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan membebaskan sandera Israel.

Dia juga terlibat dalam pembicaraan tentang masalah Palestina pada tahun-tahun sebelumnya. Pada bulan September 2022, ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Moskow. (Red.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *