WASHINGTON, Newsantara.co — Angka penjualan mobil listrik Tesla selama awal Januari 2025 mengalami penurunan drastis. Hal ini diduga memiliki hubungan ketika pemilik Tesla Elon Musk yang ikut terjun dalam politik dan pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump.
Dilansir dari The New York Times, angka penjualan mobil Tesla di Eropa Turun di Bulan Januari. Penjualan perusahaan mobil listrik asal AS ini merosot di seluruh Eropa, di tengah pandangan publik yang menilai Elon Musk terlalu campur tangan dalam urusan politik AS.

Penjualan Tesla di Jerman anjlok 59 persen pada bulan Januari, di waktu yang hampir bersamaan ketika Elon Musk, menjadi penasihat dekat Presiden Trump. Terlebih ketika Musk menegur warga Jerman karena terlalu fokus pada “kesalahan masa lalu” atas kejahatan era Nazi. Musk mendapat pandangan negatif karena mendesak para pemilih Jerman untuk mendukung partai nasionalis dalam pemilihan umum di negara tersebut.
Pembeli Jerman “mungkin bereaksi terhadap komentar Musk” yang dibuat pada konvensi partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman beberapa hari sebelum peringatan 80 tahun pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz. Musk juga membuat gerakan hormat ala Nazi, yang dibuatnya setelah pelantikan Trump, yang secara luas ditafsirkan sebagai penghormatan kepada Nazi, tulis Schmidt Automotive Research dalam sebuah laporan.
Sikap Musk ini tak berhenti di situ, ia membuat gusar Perdana Menteri Keir Starmer melalui unggahan media sosial yang menghasut. Di Jerman, tempat satu-satunya pabrik Tesla di Eropa, hanya 1.277 kendaraan Tesla baru yang didaftarkan pada bulan tersebut, demikian dilaporkan oleh Otoritas Transportasi Federal Jerman pada hari Rabu (18/2).
Konsumen Jerman beralih ke mobil listrik buatan dalam negeri dan Cina, yang mencatat peningkatan permintaan sebesar 54 persen di bulan Januari. Kebijakan itu juga membuat perusahaan kendaraan listrik yang ia kelola terus kehilangan pangsa pasar di seluruh Eropa.
Penjualan produsen mobil ini turun di tiga pasar terbesar di Eropa untuk mobil listrik pada bulan Januari. Penjualan Tesla anjlok 63 persen di Prancis pada bulan Januari dari tahun sebelumnya, dan 12 persen di Inggris.
Sedangkan di Swedia, di mana pemogokan para mekanik terhadap Tesla kini memasuki tahun kedua, melihat permintaan untuk mobil-mobilnya merosot 44 persen bulan lalu, sementara penjualan di Norwegia turun 38 persen. Faktor-faktor nonpolitik lainnya bisa jadi ikut berperan, termasuk penantian konsumen terhadap Model Y yang diperbarui. Model ini diperkirakan akan dirilis pada akhir Maret.
Sementara itu di dalam negeri, Musk berniat untuk memangkas anggaran AS melalui sebuah inisiatif yang ia sebut sebagai Departemen Efisiensi Pemerintah. Penurunan juga terlihat di Amerika Serikat, meskipun tidak terlalu tajam.
Di California, pasar terbesar di AS untuk mobil listrik, penjualan Tesla telah menurun selama berbulan-bulan. Pendaftaran kendaraan Tesla baru turun 11,6 persen di sana pada tahun 2024 bahkan ketika penjualan mobil dan truk listrik secara keseluruhan naik 1,2 persen, menurut Asosiasi Dealer Mobil Baru California. (Red.)