Pentagon Pertimbangkan Opsi Militer untuk Terusan Panama, Panama akan Melawan dan Tegaskan Kedaulatannya
WASHINGTON, Newsantara.co — Pentagon tengah mengevaluasi berbagai opsi militer untuk memastikan akses Amerika Serikat (AS) ke Terusan Panama tetap terbuka. Langkah ini diambil setelah Gedung Putih meminta kajian strategis terkait jalur air penting tersebut.
Sumber anonim yang dikutip Reuters menyebutkan bahwa pemerintahan Trump melalui panduan keamanan nasional sementara, memerintahkan Pentagon menyiapkan opsi militer guna melindungi kepentingan AS di Terusan Panama.
Komando Selatan AS kini sedang mempelajari berbagai skenario, mulai dari meningkatkan kerja sama dengan militer Panama hingga mempertimbangkan langkah militer yang lebih tegas. Meski begitu, pejabat AS menegaskan bahwa invasi ke Panama bukan menjadi prioritas saat ini.
Pemerintah Panama merespons tegas laporan ini. Menteri Luar Negeri Panama, Javier Martinez-Acha, menegaskan bahwa negaranya akan mempertahankan kedaulatan penuh atas terusan tersebut.
“Terusan Panama adalah milik Panama dan akan tetap demikian. Kami berkomitmen untuk menjaga wilayah dan kedaulatan kami,” ujar Menteri Luar Negeri Panama Martinez-Acha.
Ketegangan antara AS dan Panama memanas setelah Presiden Donald Trump berulang kali menyatakan keinginannya untuk “mengambil kembali” Terusan Panama. Dalam pidatonya di Kongres AS pekan lalu, Trump menyebut bahwa pemerintahannya telah memulai langkah-langkah untuk mereklamasi terusan tersebut, meski tidak mengungkapkan detail lebih lanjut.
Terusan Panama, yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik, menjadi jalur perdagangan global yang vital sejak beroperasi lebih dari satu abad lalu. AS membangun dan mengoperasikan terusan ini di awal abad ke-20.
Namun AS menyerahkan kendali penuh kepada Panama pada tahun 1999 melalui perjanjian di masa Presiden Jimmy Carter. Meskipun demikian, perjanjian tersebut mengharuskan kedua negara menjaga kenetralan dan keamanan terusan dari ancaman eksternal.
Isu ini juga memunculkan persaingan antara AS dan China. Trump sebelumnya menuding China diam-diam mengendalikan Terusan Panama, meskipun tidak memberikan bukti konkret. Klaim ini dibantah oleh pemerintah Panama dan China.
Sementara itu, dua dari empat pelabuhan utama di terusan tersebut dimiliki oleh konglomerat Hong Kong, CK Hutchison Holdings. Perusahaan ini baru-baru ini menjual sebagian besar operasinya ke konsorsium investor yang dipimpin BlackRock AS senilai $22,8 miliar.
Penjualan ini sempat meredakan ketegangan, tetapi media pro-Beijing seperti Ta Kung Pao menyebut kesepakatan tersebut sebagai “pengkhianatan” terhadap rakyat China. Artikel opini itu bahkan muncul di situs kantor perwakilan China di Hong Kong dan Makau, mengisyaratkan adanya dukungan tidak langsung dari Beijing.
Dengan situasi yang terus berkembang, keputusan Pentagon dan sikap tegas Panama menjadi perhatian dunia, terutama terkait kedaulatan dan stabilitas di kawasan strategis ini.