Puncak Arus Mudik Lebaran 2025 Diprediksi Terjadi Besok Kamis 28 Maret
JAKARTA, Neswantara.co – Puncak arus mudik Lebaran 2025 diprediksi terjadi pada 28 Maret 2025, atau H-3 sebelum Idulfitri dan bertepatan dengan H-1 Hari Raya Nyepi. Berdasarkan data dari Korlantas Polri dan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sekitar 12,1 juta orang diperkirakan akan meninggalkan Jakarta menuju berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Volume kendaraan selama puncak mudik diprediksi mencapai 232 ribu unit, yang akan memenuhi ruas tol utama dan jalur arteri di Pulau Jawa. Sementara itu, arus balik diperkirakan memuncak pada 6 April 2025 atau H+5 Lebaran, dengan sekitar 31,49 juta pemudik kembali ke kota asal mereka.
Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Turun 24 persen Dibanding Tahun Lalu
Kemenhub memperkirakan jumlah pemudik tahun ini mencapai 146,48 juta orang, turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencatatkan angka 193,6 juta pemudik. Penurunan ini didasarkan pada survei yang dilakukan BKT Kemenhub bersama akademisi pada pertengahan Februari 2025.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, menjelaskan bahwa proyeksi ini diambil dari persepsi publik selama survei. Namun, ia menegaskan bahwa faktor penyebab penurunan jumlah pemudik tidak menjadi fokus dalam penelitian tersebut.
“Mengenai penyebab penurunan jumlah pemudik, kami belum memiliki data spesifik karena hal itu di luar cakupan survei,” ujar Budi dalam keterangannya, Rabu (26/3).
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, sebelumnya juga memaparkan prediksi serupa. Ia menyebutkan bahwa dari total 146,48 juta pemudik, sekitar 23 persen di antaranya akan menggunakan mobil pribadi sebagai moda transportasi utama.
“Tahun ini, kami memprediksi jumlah pemudik mencapai 146,48 juta orang, di mana 23 persen di antaranya memilih menggunakan kendaraan pribadi,” jelas Dudy.
Work from Anywhere Berpotensi Ubah Puncak Arus Mudik
Dudy juga menambahkan bahwa puncak arus mudik pada 28 Maret 2025 masih bisa berubah, tergantung kebijakan fleksibilitas kerja seperti work from anywhere (WFA) yang memungkinkan masyarakat memulai perjalanan lebih awal atau lebih lambat.
“Kemungkinan besar puncak arus mudik akan jatuh pada 28 Maret, tetapi kebijakan WFA atau pengaturan kerja fleksibel bisa memengaruhi pergerakan masyarakat,” imbuhnya.
Kemenhub bersama Korlantas Polri dan BSSN telah menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi lonjakan arus mudik dan arus balik. Pengaturan lalu lintas, optimalisasi rest area, dan kesiapan teknologi pemantauan arus menjadi bagian dari upaya memastikan kelancaran perjalanan selama periode Lebaran 2025.
Masyarakat diimbau untuk memantau informasi lalu lintas terkini dan merencanakan perjalanan dengan cermat guna menghindari kemacetan di puncak arus mudik. (Red.)