Muhammadiyah Siap Luncurkan Bank Syariah, Target Beroperasi Pertengahan 2025
JAKARTA, Newsantara.co— Muhammadiyah tercatat sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terkaya di dunia. Kekayaan Muhammadiyah tercatat dengan total aset yang mencapai USD 27,96 miliar atau sekitar Rp 454,2 triliun. Dari fakta tersebut, Muhammadiyah menempati posisi keempat ormas keagamaan terkaya secara global, dan nomor 1 untuk ormas Islam se dunia.
Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Bambang Setiaji, menegaskan bahwa kekuatan ekonomi Muhammadiyah berasal dari kemandirian finansial. “Muhammadiyah memiliki kekuatan ekonomi yang sangat kuat, sehingga kami harus berhati-hati dalam menjalin kerja sama agar tetap menjaga nilai-nilai kemandirian yang menjadi prinsip utama organisasi ini,” jelasnya.
![]() |
Luncurkan Bank Syariah
Muhammadiyah tengah mempersiapkan peluncuran Bank Syariah Muhammadiyah (BSM) sebagai wujud komitmen organisasi dalam memperkuat ekonomi berbasis syariah. Proses pendirian bank ini sudah memasuki tahap perizinan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan target operasional pada pertengahan 2025.
Wakil Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata (MEBP) PP Muhammadiyah, Mukhaer Pakkanna, mengungkapkan bahwa pendirian bank ini merupakan amanat dari Muktamar di Makassar tahun 2015 yang kembali ditegaskan dalam Muktamar 2022 di Solo.
“Proses perizinan sedang berjalan. Amanat ini sudah lama disepakati sejak Muktamar 2015 di Makassar dan dikuatkan lagi pada Muktamar 2022 di Solo. Kami optimis, insyaallah pertengahan tahun ini Bank Syariah Muhammadiyah sudah bisa diluncurkan,” jelas Mukhaer, Kamis (20/3).
Transformasi BPRS Menjadi Bank Umum Syariah
OJK memberikan dua opsi bagi Muhammadiyah untuk merealisasikan pendirian bank ini. Pertama, menggabungkan beberapa Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) milik Muhammadiyah, atau kedua, mengubah salah satu BPRS menjadi bank umum syariah. Muhammadiyah akhirnya memilih opsi kedua dengan mentransformasi BPRS Matahari Artadaya di Ciputat, Tangerang Selatan, menjadi Bank Syariah Muhammadiyah.
Mukhaer menegaskan, strategi ini lebih efektif mengingat kompleksitas dalam menggabungkan beberapa BPRS besar. “Kami memilih mengubah BPRS yang sudah ada menjadi bank umum syariah agar proses berjalan lebih cepat dan efisien,” katanya.
Muhammadiyah akan memanfaatkan jaringan luas yang dimilikinya, termasuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), untuk memperluas layanan perbankan syariah ini di seluruh Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat mendukung pemberdayaan ekonomi umat dan memperkuat ekosistem ekonomi berbasis syariah.
Membangun Ekonomi Syariah yang Berkeadilan
Muhammadiyah terus berkomitmen membangun ekosistem ekonomi syariah yang berorientasi pada kesejahteraan umat. Selain memanfaatkan aset wakaf yang mencapai 20.645 unit dengan luas 241 juta meter persegi, Muhammadiyah juga mendorong alumni dari berbagai lembaga pendidikan Muhammadiyah untuk berperan aktif di sektor industri.
Dalam acara Pengajian Ramadhan 1446 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bambang menekankan pentingnya membangun bank syariah yang fokus pada penciptaan lapangan kerja. “Bank ini tidak berorientasi pada laba semata, tetapi pada sejauh mana ia mampu menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat,” tegasnya.
Dengan langkah besar ini, Muhammadiyah menunjukkan komitmennya sebagai ormas Islam yang tidak hanya bergerak di bidang dakwah dan pendidikan, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi syariah yang mandiri dan berkeadilan. (Red.)