KAIRO, Newsantara.co — Gencatan senjata memang masih berlangsung di Gaza selama hampir 3 pekan ini, antara Israel dan Hamas. Namun ada tanda-tanda bahwa Israel akan melanggar perjanjian gencatan senjata selanjutnya dan kembali memulai perang. Karena itu, pasukan Hamas menegaskan saat ini mereka juga dalam siaga tinggi bila hal itu terjadi.
Salah satu pemimpin Hamas Abu Ubaidah mengungkapkan hal ini. Menurut dia unit-unit Hamas di Gaza tetap dalam keadaan siaga tinggi, kata Abu Ubaida. “Ancaman Israel untuk melanjutkan operasi militer di daerah kantong tersebut hanya akan menimbulkan lebih banyak “kekecewaan” negara zionis itu,” katanya.
Sampai saat ini ia memastikan pasukan gerakan Palestina Hamas tetap dalam keadaan siaga tinggi untuk setiap perkembangan di Jalur Gaza. Penegasan-penegasan itu disampaikan Abu Ubaida, yang juga juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan di Telegram, Kamis (6/3). “Kami dalam keadaan siaga tinggi. Kami siap untuk segala kemungkinan,” katanya.
Sementara itu, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), Philippe Lazzarini pada Jumat (7/3), mengungkapkan kesadisan tentara Israel yang menghancuran kamp-kamp pengungsi warga Gaza. Menurut dia serangan ke kampung pengungsi yang dilancarkan Israel di Tepi Barat telah berubah menjadi pengungsian terbesar bagi warga Palestina sejak perang tahun 1967.
Menurut Lazzarini warga sipil di Gaza sekarang menghadapi kemungkinan tidak memiliki tempat untuk kembali. Ia menambahkan bahwa sekitar 40.000 orang dipaksa keluar dari rumah mereka di Tepi Barat. Penghancuran rumah secara sistematis dan berskala besar ini memiliki dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kehidupan para pengungsi Palestina di daerah tersebut.
“Kamp-kamp pengungsi di Jenin, Tulkarm, dan Nur Syam telah hampir dikosongkan dari penghuninya, dengan kehancuran yang meluas pada infrastruktur sipil termasuk rumah-rumah,” kata Lazzarini. (Red.)