Polisi Diminta Lebih Humanis Hadapi Massa Pendemo

JAKARTA, Newsantara.co— Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, mendesak aparat kepolisian untuk menggunakan pendekatan humanis dalam menangani aksi demonstrasi, terutama saat membubarkan massa. Imbauan ini disampaikan setelah insiden kekerasan yang melukai belasan mahasiswa dalam aksi menolak revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI).

“Aparat keamanan harus mengedepankan cara-cara humanis. Jangan main pukul kepada mahasiswa yang sedang menyampaikan aspirasi,” tegas Abdullah di Jakarta, Sabtu (23/3).

Ia mengingatkan bahwa tugas utama kepolisian adalah melindungi dan mengayomi masyarakat. “Polisi harus menjadi teladan bagi rakyat,” lanjutnya.

Bentrok di Depan Gedung DPR, Belasan Mahasiswa Terluka

Aksi demonstrasi yang digelar mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (20/3), berlangsung ricuh saat aparat membubarkan massa. Akibatnya, belasan mahasiswa mengalami luka-luka karena diduga mendapat pukulan dan pentungan dari polisi.

Beberapa mahasiswa yang mengalami luka serius bahkan harus dilarikan ke rumah sakit. Tercatat tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dirawat di RS Tarakan, sementara enam mahasiswa lainnya mendapat perawatan di RS Pelni.

Tak hanya mahasiswa, seorang pengemudi ojek online (ojol) turut menjadi korban kekerasan aparat. Pengemudi tersebut diduga disangka sebagai peserta aksi dan mengalami luka di bagian kepala. Insiden ini sempat viral di media sosial dan memicu reaksi publik.

Polisi Harus Prioritaskan Pendekatan Damai

Menanggapi kejadian tersebut, Abdullah menegaskan bahwa kebebasan berpendapat dijamin oleh konstitusi dan harus dihormati oleh semua pihak. Ia meminta pimpinan Polri memberikan arahan tegas kepada jajarannya agar mengedepankan pendekatan damai dalam menangani unjuk rasa.

“Kalau ada ketegangan di lapangan, utamakan langkah-langkah soft approach. Jangan menggunakan kekerasan yang justru memanaskan situasi,” tegasnya.

Menurut Abdullah, tindakan represif hanya akan memperburuk kondisi dan merusak citra institusi kepolisian. Ia meminta aparat memberi ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi mereka secara bebas dan damai.

Imbauan untuk Mahasiswa: Sampaikan Aspirasi Tanpa Anarkisme

Di sisi lain, Abdullah juga mengingatkan mahasiswa agar tetap menjaga ketertiban dalam menyampaikan pendapat. Ia menegaskan bahwa anarkisme tidak bisa dibenarkan dalam situasi apa pun.

“Sampaikan aspirasi dengan damai agar tidak ada alasan bagi aparat untuk bertindak represif,” pesannya.

Sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VI, Abdullah mengajak seluruh elemen bangsa menjaga stabilitas nasional, terutama di bulan Ramadan.

“Mari kita bersama-sama menjaga keteduhan bangsa dan negara, apalagi di bulan puasa ini,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *