Trump Usir Zelensky Usai Berdebat di Gedung Putih

WASINGTON, Newsantara.co — Suasana gaduh dengan perdebatan terjadi ketika Presiden Ukraina Vlodimir Zelensky berkunjung ke Gedung Putih untuk menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam pertemuan resmi Zelensky dengan Trump dan Wakil Presiden AS saat ini James David (JD) Vance, berujung pengusiran oleh pihak Gedung Putih kepada Presiden Ukraina tersebut, Jumat (28/2).

Zelensky diminta pihak Gedung Putih untuk segera meninggalkan ruang Oval Office, yang juga tempat kerja Donald Trump di Gedung Putih, setelah Zelensky berdebat panjang dengan Trump dan JD Vance di ruang itu. Semua berawal saat Zelensky di Oval Office yang duduk berbicara di hadapan Trump dan (JD) Vance membicarakan kondisi sulit yang harus dihadapi Ukraina saat ini.

Namun dalam pembicaraan itu, Zelensky mendapat sanggahan dari JD Vance soal Zelensky yang memaksa warga sipil yang wajib militer untuk maju di garis depan perang melawan Rusia. Akibatnya adalah korban jiwa yang cukup besar di pihak Ukraina, dan kehabisan pasukan militer yang membuat Ukraina semakin kalah perang.

“Saya bicara soal berbagai cara diplomasi yang bisa mengakhiri perang. Tuan presiden (ke Zelensky) dengan hormat anda tidak punya hak untuk datang mendikte kami. Anda saat ini tidak banyak pilihan,” kata Vance. Zelensky kemudian menimpali, dengan mengatakan kondisi Ukraina saat ini memang tidak stabil.

Ketidakstabilan Ukraina ini karena perang, Zelensky melanjutkan ancaman perang ini juga di masa yang akan datang. Mendengar perkataan Zelensky itu, Presiden Trump kemudian menanggapi dengan suara tinggi. “Anda disini tidak untuk mendikte kami (AS) sebagai negara yang telah membantu anda,” ujar Trump mengingatkan.

Zelensky yang terus menimpali perkataan Trump, membuat Presiden AS ini berkali-kali mengingatkan posisi Zelensky harus berterimakasih kepada AS. Dimana AS yang selama ini telah banyak membantu Ukraina di garis depan dengan kekuatan militer dan kucuran dana bantuan jutaan dolar.

Akhirnya pembicaraan Trump dan Zelensky berujung perdebatan sengit keduanya. Pembicaraan berakhir dengan tanpa sesi tanya jawab wartawan, yang mana sebelumnya sudah diagendakan Gedung Putih. Dalam keterangan pihak Gedung Putih, Zelensky akhirnya diminta secara hormat untuk segera meninggalkan Gedung Putih.

Dalam pernyataan penutupnya, Zelensky hanya mengatakan terima kasih kepada pemerintahan AS dan Kongres AS yang selama ini telah membantunya berperang melawan Rusia. “Ukraina hanya butuh langkah terakhir untuk perdamaian dan kami sedang berusaha untuk mewujudkan itu,” kata Zelensky.

Karin Kneissl

Sementara itu, perdebatan dengan Trump dan pengusiran Zelensky oleh Gedung Putih ini telah memposisikan Ukraina semakin jauh dari kemenangan. Kepala Pusat Kajian Strategis “G.O.R.K.I.” Universitas Negeri Sankt Peterburg dan mantan Menteri Luar Negeri Austria Karin Kneissl dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia TASS, mengatakan Rusia telah menang perang.

“Rusia telah memenangkan operasi militer khusus. Tidak ada yang menyangka Rusia akan begitu stabil,” kata mantan Menteri Luar Negeri Austria, Kneissl.

“Bagi saya, Rusia telah menang dalam arti bahwa Rusia belum dikalahkan. Ada yang mengatakan bahwa Rusia bisa saja hancur di medan perang, bahwa Rusia akan jatuh ke tingkat Abad Pertengahan, bahwa masyarakat Rusia akan hancur. Namun, hal itu tidak pernah terjadi,” katanya ketika ditanya tentang pertanyaan tersebut.

Ia menilai tidak ada kerusuhan massal di Rusia yang diharapkan atau ingin dilihat oleh Eropa. “Kami sering mendengar bahwa negara ini akan terpecah menjadi 40 negara bagian baru, namun hal itu juga tidak pernah terjadi,” tegasnya. “Tidak ada yang menyangka Rusia akan begitu stabil,” kata Kneissl. (Red.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *