Israel Kembali Operasi Militer di Gaza

Israel Klaim Akuisisi “Wilayah lebih Luas” untuk Zona Keamanan Gaza, Tewaskan Lebih Banyak Warga Sipil

JERUSALEM, Newsantara.co – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan perluasan operasi militer di Gaza untuk menguasai “wilayah lebih luas” yang akan dijadikan zona keamanan baru. Pernyataan ini disampaikan menyusul perintah evakuasi total di Kota Rafah dan sekitarnya.

“Operasi kami diperluas untuk membersihkan wilayah dari militan Hamas dan mengamankan area strategis yang akan menjadi bagian dari pertahanan Israel,” kata Katz dalam keterangan tertulis, Rabu (8/5).

Pemerintah Israel telah lama mempertahankan zona penyangga di perbatasan Gaza, yang semakin diperlebar sejak perang pecah Oktober 2023.

Evakuasi Massal dan Korban Jiwa Terus Berjatuhan

Katz menegaskan, perluasan operasi ini mencakup evakuasi besar-besaran warga sipil dari zona konflik. Namun, ia tidak merinci wilayah mana saja yang akan dikuasai. Pengumuman ini muncul setelah serangan udara Israel di Khan Younis menewaskan 17 orang semalam, termasuk lima perempuan (satu di antaranya hamil) dan dua anak-anak, menurut laporan rumah sakit setempat.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya menyatakan, Israel akan mempertahankan kendali keamanan jangka panjang di Gaza setelah menghancurkan Hamas. Katz juga mendesak warga Gaza untuk “mengusir Hamas dan mengembalikan semua sandera”. Saat ini, 59 sandera masih ditahan, dengan 24 diperkirakan masih hidup.

Keluarga Sandera Desak Pemerintah Segera Berunding

Forum Keluarga Sandera, yang mewakili sebagian besar keluarga korban, menyatakan kegeraman atas rencana ekspansi militer ini. “Setiap hari yang berlalu meningkatkan risiko nyawa orang-orang terkasih kami,” kata mereka dalam pernyataan.

Mereka mendesak pemerintah Israel mengejar semua opsi diplomasi untuk membebaskan sandera, termasuk tekanan internasional kepada Hamas. “Kondisi mereka mengerikan—dirantai, disiksa, dan butuh perawatan medis segera,” tambah forum tersebut.

Dampak Perang yang Tak Terhindarkan

Perang dipicu serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 warga. Sejak itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 50.000 warga Palestina tewas, meski Israel mengklaim sekitar 20.000 di antaranya adalah militan—tanpa bukti rinci.

Dengan eskalasi terkini, upaya gencatan senjata semakin rumit, sementara tekanan global untuk menghentikan konflik terus menguat. (Red.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *