Headlines

    Kashmir Kembali Memanas, Pakistan-India Terancam Perang

    Krisis Kashmir Karena India Membendung Sumber Air bagi Pakistan

    KASHMIR, Newsantara.co – Konflik Kashmir kembali meledak setelah kelompok bersenjata menembaki wisatawan di Pahalgam, 22 April lalu, menewaskan 26 orang. Serangan ini memicu kecaman global, termasuk dari Sekjen PBB Antonio Guterres, yang menegaskan serangan terhadap sipil tak bisa dibenarkan.

    Namun, dampak terbesar justru terjadi di medan geopolitik. India menangguhkan Perjanjian Air Indus (IWT)—kesepakatan 1960 yang mengatur pembagian air enam sungai antara India dan Pakistan. Langkah ini langsung dibalas Islamabad dengan peringatan.

    Pemblokiran air akan dianggap sebagai tindakan perang,” dalam peringatan yang dikeluarkan Pakistan.

    Air Sebagai Senjata Perang

    IWT membagi aliran Sungai Indus, Jhelum, dan Chenab (80 persen untuk Pakistan) serta Ravi, Beas, dan Sutlej (untuk India). Pakistan bergantung pada air ini untuk pertanian dan listrik, sementara India kini memanfaatkannya sebagai tekanan politik.

    Ancaman Nyata bagi Pakistan

    • India disebut tak punya infrastruktur untuk sepenuhnya membendung air, tapi bisa mengurangi pasokan saat musim kemarau.
    • Pakistan sudah lama protes proyek bendungan India, khawatir aliran air terhambat.
    • Mediasi Bank Dunia sebelumnya berhasil meredakan sengketa, tapi kali ini India bertindak sepihak.

    Eskalasi yang Berbahaya

    Ini pertama kalinya IWT hampir dihentikan sepihak. Pakistan menegaskan perjanjian ini tak memiliki klausul penangguhan unilateral, sementara India beralasan perubahan iklim dan kebutuhan domestik mendesak revisi.

    Dengan kedua negara bersenjata nuklir ini kini memperebutkan air, dunia waspada. “krisis Kashmir bukan lagi sekadar konflik teritorial, tapi perang sumber daya yang bisa meledak kapan saja.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *