1 Dolar AS Senilai Rp17.059 di Pasar NDF, Terendah Sepanjang Sejarah
JAKARTA, Newsantara.co – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus merosot tajam, bahkan menembus level psikologis Rp17.000 di pasar Non-Deliverable Forward (NDF). Berdasarkan data Refinitiv, pada Minggu (6/4) pukul 08.10 WIB, rupiah tercatat di Rp17.059/US$, mencatatkan rekor terburuk sepanjang sejarah.
Pelemahan ini jauh lebih dalam dibandingkan posisi penutupan terakhir sebelum libur Lebaran (27/3/2025), di mana rupiah masih bertahan di Rp16.555/US$. Artinya, dalam hitungan hari, rupiah anjlok hampir 3%, membuka potensi tekanan lebih besar di pasar spot pekan depan.
Apa Itu NDF dan Dampaknya pada Pasar Spot?
NDF adalah instrumen perdagangan mata uang di luar negeri (seperti Singapura, Hong Kong, atau New York) dengan patokan kurs tertentu. Meski tidak tersedia di Indonesia, pergerakan NDF sering memengaruhi psikologi pasar domestik. Tak heran, beberapa bank sudah mulai menjual dolar mendekati Rp17.000, mengikuti tren global.
Faktor Pendorong: Ketegangan Global & Kebijakan Trump
Pelemahan rupiah didorong oleh ketegangan ekonomi global dan kebijakan tarif impor AS di era Presiden Donald Trump. Kontrak rupiah di NDF bahkan menyentuh Rp17.006/US$, turun 1,58% dalam sehari.
Pariwisata Domestik Jadi Penyelamat?
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, mendesak pemerintah memanfaatkan momentum ini untuk mendorong pariwisata dalam negeri. “Biaya traveling ke luar negeri melambung tinggi. Ini saatnya mengalihkan arus wisatawan ke destinasi lokal,” tegas politikus PDI Perjuangan itu.
Data Mastercard Economics Institute (2023) menunjukkan, wisatawan Indonesia menghabiskan rata-rata USD1.200 per trip ke luar negeri. Dengan rupiah yang terus melemah, angka itu bisa melonjak lebih tinggi. “Wisata domestik harus jadi prioritas utama, bukan sekadar alternatif,” tegas Novita.
Krisis = Peluang Inovasi
Novita menegaskan, krisis justru harus jadi pemicu inovasi. “Pemerintah perlu perkuat kebijakan fiskal, berikan insentif bagi pengembangan destinasi lokal, dan jaga kepercayaan investor,” ujarnya.
Dalam visi ekonomi Prabowo Subianto yang menekankan kemandirian nasional, sektor pariwisata dinilai harus menjadi “jantung baru perekonomian Indonesia”. “Kebijakan Trump bisa jadi titik balik, asal kita cermat membaca peluang,” pungkas Novita.
Apa Dampaknya bagi Masyarakat?
- Biaya impor & traveling ke luar negeri akan lebih mahal.
- Sektor pariwisata lokal berpeluang besar dapat pendorongan.
- Pemerintah didorong percepat kebijakan stabilisasi nilai tukar.
Pantau terus perkembangan kurs rupiah dan kebijakan ekonomi terkini di Newsantara co.