Trump Guncang Pasar Perdagangan Global

Tarif Baru Perdagangan Internasional AS dengan Berbagai Negara Pukul Indonesia & 20 Negara Lain

WASHINGTON, D.C., Newsantara.co – Presiden AS Donald Trump mengguncang pasar global dengan mengumumkan serangkaian tarif impor baru yang mulai berlaku pekan ini. Kebijakan ini menargetkan puluhan negara, termasuk Indonesia, dengan dalih “memperbaiki ketidakadilan perdagangan selama dekade terakhir”.

Tarif Timbal Balik: Indonesia Kena Pukulan 32 Persen

Trump secara khusus menyebut Indonesia dalam daftar negara yang dikenakan reciprocal tariffs (tarif timbal balik). AS akan membebankan tarif 32 persen untuk produk Indonesia—setengah dari tarif 64 persen yang diterapkan Jakarta terhadap barang AS.

“Kami hanya membalas. Jika mereka mengenakan biaya pada kami, kami akan mengenakan biaya yang setara. Ini tentang keadilan,” tegas Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Rabu (2/4).

Jadwal Penting & Dampak Langsung

  • 3 April: Tarif 25 persen untuk semua mobil impor (efektif tengah malam waktu AS).
  • 5 April: Tarif dasar 10 persen untuk semua negara.
  • 9 April: Tarif timbal balik untuk negara tertentu, termasuk Indonesia.

Pasar saham Asia dan Eropa langsung bereaksi. Indeks Hang Seng dan Nikkei anjlok 3 persen, sementara IHSG turun 2,5 persen pada perdagangan Kamis (3/4).

China & Uni Eropa Jadi Sasaran Utama
Trump menyebut China dan Uni Eropa sebagai “pelaku kecurangan terbesar”. Tarif atas produk China kini mencapai 50 persen, sementara barang Eropa dikenakan 20 persen. Beijing langsung mengecam kebijakan ini: “Perang dagang hanya merugikan semua pihak,” kata Kementerian Perdagangan China.

Alasan di Balik Kebijakan Trump
Menurut Trump, tarif ini dirancang untuk:

  1. Mengurangi defisit perdagangan AS yang mencapai US$900 miliar (2024).
  2. Memaksa perusahaan asing berinvestasi di AS—seperti Hyundai yang menggelontorkan US$21 miliar.
  3. Menambah pendapatan negara hingga US$600 miliar/tahun.

Protes Global & Ancaman Balasan
Selain China, Kanada dan Meksiko telah mengancam pembalasan. Uni Eropa bahkan sudah menerapkan tarif US$28 miliar untuk produk AS, termasuk whiskey dan motor Harley-Davidson.

Apa Dampaknya untuk Indonesia?

  • Ekspor tekstil, alas kaki, dan produk kelapa sawit Indonesia ke AS terancam turun 15-20 persen.
  • Pemerintah masih menimbang respons, tetapi opsi negosiasi bilateral dibuka.

“Kebijakan Trump ini bisa memicu resesi mini di negara berkembang,” kata Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS.

Analisis Akhir: Perang Dagang atau Momentum Reformasi?
Kebijakan Trump dinilai sebagai double-edged sword. Di satu sisi, industri manufaktur AS mungkin bangkit, tetapi di sisi lain, harga barang konsumen bisa melambung dan memicu inflasi global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *