Berbagai Stimulus Digelontorkan, Genjot Daya Beli yang Turun

JAKARTA, Newsantara.co – Pemerintah memperluas paket stimulus fiskal untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas harga. Langkah ini diambil setelah pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 melambat menjadi 4,87% (yoy), didorong oleh konsumsi rumah tangga yang stagnan di angka 4,89% (yoy).

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyatakan stimulus ini mencakup:

  • Diskon transportasi (kapal laut, kereta api, pesawat)
  • Potongan tarif tol untuk 110 juta kendaraan selama libur sekolah
  • Diskon listrik 50% bagi 79,3 juta rumah tangga berpenghasilan rendah (Juni-Juli 2025)
  • Penambahan bansos (kartu sembako, bantuan pangan) untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM)
  • Subsidi upah bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta

Kebijakan ini akan meningkatkan konsumsi dan menekan inflasi. Subsidi upah dan bansos memperkuat daya beli kelompok berpendapatan rendah, yang berdampak positif pada sektor perdagangan, transportasi, dan logistik,” jelas Andry, Rabu (28/5).

Stimulus ini juga diprediksi menurunkan inflasi tahunan hingga 0,2%, menjaga inflasi dalam target Bank Indonesia (BI). Andry memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV-2025 akan mencapai 4,90% dan 4,92% (yoy) jika implementasinya tepat sasaran.

Pemerintah perlu memastikan stimulus tersalur efektif tanpa membebani APBN. Jika berjalan optimal, pemulihan ekonomi akan semakin kuat,” tegasnya.

Dampak Utama Stimulus:
Meningkatkan konsumsi rumah tangga (penopang utama PDB)
Menekan inflasi melalui diskon biaya hidup
Memacu pertumbuhan sektor transportasi & perdagangan

Kebijakan ini menjadi stimulus ketiga di 2025, menegaskan komitmen pemerintah dalam memulihkan ekonomi pasca pelemahan awal tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *