PHE, Petronas, dan SK Earthon Resmi Garap Blok Migas Binaiya untuk Perkuat Ketahanan Energi Nasional
TANGERANG, Newsantara.co – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bersama Petronas dan SK Earthon resmi menandatangani kontrak Production Sharing Contract (PSC) untuk Wilayah Kerja (WK) Binaiya dalam ajang The 49th IPA Convention & Exhibition di ICE BSD, Tangerang. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, menandakan dukungan pemerintah dalam pengembangan sektor hulu migas.
Investasi USD 6,5 Juta untuk Eksplorasi Migas di Seram
WK Binaiya, hasil lelang Indonesia Petroleum Bidding Round (IPBR) 2024, terletak di offshore Seram dengan luas 8.483,92 km². Konsorsium berkomitmen menggelontorkan USD 6,5 juta untuk studi geologi, geofisika, dan survei seismik 3D seluas 400 km² dalam tiga tahun ke depan.
PHE akan menjadi operator dengan skema Cost Recovery dan jangka waktu kontrak 30 tahun. Sebelum penandatanganan, konsorsium telah memenuhi kewajiban finansial, termasuk bonus tanda tangan USD 200.000.
Dukungan Penuh dari Pemerintah dan Mitra Strategis
“Kerja sama ini jadi kebanggaan bagi Indonesia. Kami optimis menemukan cadangan hidrokarbon baru,” ujar Direktur PHE Binaiya, Muhamad Arifin.
Sementara itu, Kim Kyoungjun dari SK Earthon mengungkapkan antusiasmenya, “Ini proyek pertama kami dengan Pertamina. Semoga sukses ke depannya.”
VP Petronas, Faisal Bakar, menambahkan, “Terima kasih atas kolaborasi ini. Kami siap sukseskan pengelolaan Blok Binaiya bersama.”
Dampak Positif bagi Ketahanan Energi & Ekonomi Nasional
PHE melalui VP Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso menegaskan, “Blok Binaiya akan berkontribusi pada target produksi migas nasional, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.“
Sebagai bagian dari komitmen ESG, PHE menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berstandar ISO 37001:2016 dan berpegang pada prinsip Zero Tolerance on Bribery.
Langkah Strategis Menuju Net Zero Emission 2060
Pertamina terus mendorong transisi energi berkelanjutan sejalan dengan target Net Zero Emission 2060. Pengelolaan WK Binaiya akan mengacu pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk memastikan operasi ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan penandatanganan ini, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi investasi energi global, sekaligus menjamin stabilitas pasokan energi jangka panjang. (Red.)