JEDDAH, Newsantara.co – Kementerian Agama (Kemenag) fokus memverifikasi ulang data 221 ribu jemaah haji Indonesia menjelang puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Langkah ini krusial untuk memastikan akurasi logistik dan pergerakan massal jemaah dalam waktu terbatas.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, menegaskan seluruh petugas haji harus menjaga konsistensi kerja.
“Ini fase kritis. Data harus akurat, tidak bisa mengandalkan laporan awal,” tegas Hilman saat tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Sabtu (24/5/2025).
Prioritas: Verifikasi Data & Koordinasi dengan Penyedia Layanan
Kemenag mengantisipasi perubahan data lapangan, seperti pergeseran jumlah jemaah di hotel, perpindahan maktab, dan penyesuaian titik lokasi di Arafah.
“Semua harus diverifikasi ulang, termasuk penyedia layanan yang bertanggung jawab,” jelas Hilman.
Setelah verifikasi selesai, tahap berikutnya adalah mengatur pergerakan massal menuju Arafah. “Waktunya singkat, jemaah banyak. Kita harus kerja 24 jam nonstop,” tambahnya.
Strategi Antisipasi Kendala Operasional
Kemenag berkoordinasi dengan delapan syarikah (penyedia layanan lokal) untuk memastikan distribusi layanan merata. “Kepastian layanan harus konkret, bukan asumsi,” tegas Hilman.
Tim khusus juga disiagakan untuk memantau langsung lokasi jemaah dan membentuk satgas cepat tanggap selama Armuzna. Langkah ini penting untuk menghindari penumpukan dan salah alokasi saat mobilisasi massal.
Dengan persiapan ketat ini, Kemenag berupaya meminimalisir gangguan teknis dan memastikan kelancaran ibadah haji 2025. (Red.)