Trump ‘Ngambek’ ke Elon Musk

WASHINGTON, Newsantara.co – Presiden AS Donald Trump ‘Ngambek’ dimana ia secara tegas menyatakan tidak akan lagi berkomunikasi dengan Elon Musk, miliarder pendiri Tesla dan SpaceX. Konflik kedua tokoh ini memanas setelah kritik pedas Musk terhadap kebijakan fiskal Trump.

Hubungan Retak, Kontrak Pemerintah Terancam

Menurut sumber dalam Gedung Putih, Trump sangat kecewa dengan sikap Musk yang menentang RUU pemotongan pajak dan pengeluaran pemerintah. Bahkan, Trump disebutkan sedang mempertimbangkan untuk membatalkan kontrak pemerintah dengan perusahaan Musk, termasuk SpaceX dan Starlink.

Saya tidak lagi memikirkan Elon. Dia punya banyak masalah,” ujar Trump dalam wawancara dengan CNN International.

Dampak Pasar & Ancaman Boikot Tesla

Ketegangan ini sempat membuat saham Tesla anjlok 14% dalam sehari, menghapus kapitalisasi pasar senilai $150 miliar. Gerakan boikot Tesla juga semakin meluas, memukul penjualan perusahaan.

Musk, yang sebelumnya mendukung Trump dalam Pilpres 2024 dengan dana $300 juta, kini justru menjadi pengkritik utama. Di platform X, ia mengecam kebijakan Trump dan bahkan mengancam menghentikan operasi wahana antariksa Dragon ke ISS—ancaman yang kemudian ia tarik kembali.

Masa Depan Koalisi Republik di Pertarungan

Perseteruan ini bisa berdampak serius bagi Partai Republik, terutama jelang pemilu paruh waktu 2026. Jika Musk menarik dukungan finansial atau tokoh bisnis lain menjauhi Trump, upaya mempertahankan mayoritas di Kongres akan semakin sulit.

“Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilihan,” tulis Musk di X, mempertegas ketegangan di antara mereka.

Sementara itu, investor dan sekutu Musk seperti James Fishback mendesaknya untuk meminta maaf. Namun, Musk justru bersikeras mengurangi pengeluaran politiknya dan menyerukan agar politisi yang “mengkhianati rakyat” diganti tahun depan.

Apa Langkah Selanjutnya?

Dengan Trump yang enggan berkompromi dan Musk tetap vokal, konflik ini berpotensi mengganggu stabilitas kebijakan ekonomi dan luar angkasa AS. Apakah keduanya akan berdamai atau justru semakin berjarak? Semua tergantung pada langkah strategis berikutnya dari kedua pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *