Refleksi 95 Tahun Emil Salim

Oleh M. Fuad Nasar
(Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Kemenag)

NEWSANTARA.COProf. Dr. Emil Salim adalah tokoh pembangunan lingkungan hidup dan ekonom Indonesia paling senior yang dikenal luas, baik di dalam maupun luar negeri. Pada 8 Juni 2025, beliau genap berusia 95 tahun.

Dalam pengabdiannya kepada negara, Emil Salim pernah menjabat sebagai menteri di beberapa Kabinet Pembangunan Orde Baru, antara lain Menteri Penertiban Aparatur Negara/Wakil Kepala Bappenas (1972–1973), Menteri Perhubungan (1973–1978).

Ia juga dipercaya sebagai Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (1978–1983), serta Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1983–1988). Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota MPR-RI, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Ketika ditanya rahasianya bertahan sebagai menteri selama empat periode di era Soeharto, Emil Salim menjawab, “Kuncinya adalah kepercayaan. Pak Harto menghargai konsistensi—apa yang diucapkan di depan harus sama dengan yang diucapkan di belakang.”

Emil Salim adalah pencetus pendirian Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI), yang berfokus pada tiga isu utama (the triple planetary crisis): hilangnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan pencemaran lingkungan. Yayasan ini didirikan sebagai respons atas KTT Bumi di Rio de Janeiro (1992) dan Deklarasi Tokyo (1993), di mana AS, Jepang, dan Indonesia sepakat bekerja sama dalam pelestarian keanekaragaman hayati

Sebagai tokoh lingkungan hidup, Emil Salim adalah orang Indonesia pertama yang mendorong isu lingkungan menjadi gerakan masyarakat. Dalam makalahnya, “Lingkungan Hidup dan Pembangunan”, beliau menyoroti tiga alasan pentingnya penanganan masalah lingkungan di Indonesia:

  1. Kerusakan serius, seperti banjir, sedimentasi sungai, dan pencemaran Laut Jawa, yang mengganggu keseimbangan ekosistem.
  2. Kewajiban menjaga sumber daya alam untuk generasi mendatang agar pembangunan berkelanjutan tetap mungkin.
  3. Pembangunan manusia seutuhnya, tidak hanya secara materiil tetapi juga spirituil, demi mencegah degradasi lingkungan yang lebih parah.

Dalam bukunya, Lingkungan Hidup dan Pembangunan (1991), Emil Salim menekankan peran agama—khususnya Islam—dalam membentuk kesadaran lingkungan. Menurutnya, manusia sebagai khalifah di bumi memiliki tanggung jawab terhadap alam.

Al-Quran dan Hadis mengajarkan agar manusia bersikap ramah terhadap lingkungan, sebab perusakan alam adalah perbuatan tercela.

Pada seminar “Relevansi HAM dan 50 Tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia” (2022), Emil Salim mengkritik sikap manusia yang lebih mementingkan keuntungan pribadi daripada kelestarian alam. “Melestarikan hutan tidak menghasilkan uang, sedangkan menebangnya mendatangkan devisa dan kekuasaan,” ujarnya.

Menurutnya, upaya pelestarian harus melampaui seminar dan ceramah, dengan menegakkan moral, menghargai HAM, dan mengutamakan kepentingan lingkungan di atas kepentingan pribadi.

Dalam tulisannya, “Paradigma Pembangunan Berkelanjutan” (2010), Emil Salim mengkritik pembangunan konvensional yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tetapi mengabaikan aspek sosial dan lingkungan. Ia menawarkan lima perubahan fundamental:

  1. Perspektif jangka panjang, dengan mengutamakan pengayaan sumber daya alam alih-alih eksploitasi.
  2. Keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan, tanpa dominasi salah satu aspek.
  3. Kepentingan publik di atas kepentingan pribadi.
  4. Koreksi kegagalan pasar, termasuk menolak anggapan bahwa bencana alam bisa mendongkrak ekonomi.
  5. Peran pemerintah dalam memperbaiki kegagalan pasar melalui kebijakan tepat.

Di usianya yang ke-95, Emil Salim masih aktif menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan. Pesannya tegas:

Alam tidak boleh dikeruk terus-menerus, karena ia akan melawan dengan bencana.”

Semoga Allah senantiasa memberkahi kesehatan dan kebijaksanaan beliau. Indonesia membutuhkan lebih banyak pemikir dan pejuang lingkungan yang tangguh, mengikuti jejak inspiratif Emil Salim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *