Paksa Sekolah Beralih ke Pembelajaran Daring
JEMBER, Newsantara.co – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jember memaksa puluhan sekolah menghentikan pembelajaran tatap muka dan beralih ke sistem daring. Kebijakan ini berlaku untuk tingkat TK hingga SMP setelah Bupati Jember mengeluarkan surat edaran darurat.
Penyebab utama krisis BBM adalah penutupan Jalan Nasional Gumitir, jalur distribusi utama dari Depo Banyuwangi ke Jember.
Akibatnya, antrean panjang terlihat di SPBU sepanjang Selasa (29/7/2025), sementara angkutan umum dan kendaraan pribadi kesulitan beroperasi.
Sekolah Pilih Daring demi Kesetaraan Pembelajaran
Yuli Ardiyanto, Wakil Kepala SMP Negeri 1 Jember, menjelaskan bahwa pembelajaran daring dipilih agar seluruh siswa tetap bisa belajar tanpa terkendala transportasi.
“Jika dipaksakan tatap muka, banyak siswa akan tertinggal pelajaran karena kesulitan mendapatkan BBM,” tegas Yuli.
Pemkab Jember dan pihak sekolah akan terus memantau situasi. Kebijakan ini berlaku hingga pasokan BBM normal kembali.
Pertamina Gunakan Jalur Alternatif, Waktu Tempuh Distribusi Melonjak
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus mengalihkan distribusi BBM melalui rute Banyuwangi-Situbondo-Bondowoso-Jember, menggantikan jalur Gumitir yang ditutup hingga 24 September 2025.
“Waktu tempuh mobil tangki naik dari 4 jam menjadi 11 jam,” ungkap Ahad Rahedi, Corporate Communication Pertamina Jatimbalinus.
Untuk mengatasi krisis, Pertamina menyiagakan 79 mobil tangki tambahan dari Surabaya dan Malang, serta memperkuat pasokan dari Tuban dan Madiun. Polres setempat juga memprioritaskan kendaraan pengangkut BBM dan LPG.
Dampak penutupan Gumitir tidak hanya melumpuhkan sektor pendidikan, tetapi juga mengganggu distribusi logistik dan transportasi di Jember serta Bondowoso.





