Mental Kolonial: Studi tentang karakter Kompeni.

Mental Kolonial:
Studi tentang karakter Kompeni.

Perdebatan soal waktu kolonial menjajah di Indonesia kini menjadi polemik. Studi yang berkembang menyebutkan sekitar 350 tahun Indonesia dijajah.

G.J Resink, dalam risetnya yang dibukukan menegasikan penyebutan waktu selama 350 tahun itu. Ia tak menyepakati hipotesa yang berkembang. Menurutnya, penolakan itu didasarkan atas penundukan birokrasi yang tak menyeluruh menjadi salah satu dari beberapa dasar penolakannya.

Perlu kita tegaskan bahwa kolonialisme adalah suatu ekspansi yang mesti kita hilangkan. Entah dengan waktu yang sebentar ataupun terlampau lama.

Entah terlampau lama atau sebentar, eksistensi kolonialisme dengan semua fasenya pernah ada. Hal itu yang menjadi penting untuk direfleksikan.

Indonesia, adalah salah satu negara objek dari ekspansi berbagai negara yang ingin megkoloni. Eksistensi kolonialisme saat itu benar adanya. Ia pernah ada secara fisik mengkooptasi.

Kolonialisme, praktis dengan prosesnya meneguhkan dengan apa yang mereka bawa. Sebagai contoh, akulturasi kebudayaan dan persemaian karakter. Dan yang lebih tak enak untuk disebut adalah “penindasan” dan “penghisapan”.

“Never ending Kolonialisme” adalah penegasan agar kita sebagai bangsa selalu siaga. Sebab, kolonialisme tak akan pernah berakhir. Kini, model dan strateginya memerlukan pencandraan yang serius.

Sebagai negara postkolonial, rupanya warisan kolonial masih menjadi keimanan. Merasuk ke dalam sukma. Menjalar beriring dengan kehidupan. Terdapat beberapa karakter yang diwariskan. Dan kini sedang dijalani anak-anak bangsa.

 

Oleh: Bustanul Iman
Peneliti di Forum Literasi Island Book

 

NaraHubung Belanja Buku:
Adari Baduy: (085694382784)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *