NEWSANTARA.CO, Lampung – Gunung Krakatau adalah salah satu gunung berapi di Indonesia dan letusan dahsyatnya terjadi pada 1883 dengan suara letusan terdengar sampai radius 4.500 km. Debunya berhamburan sampai sejauh 80 kmdpl. Selain itu, letusan Krakatau juga memicu gelombang laut pasang setinggi 40 m dan mengahancurkan ratusan desa di sepanjang Teluk lampung dan pantai barat Banten. Setelah meletus, Krakatau tidak pernah lagi memperlihatkan aktivitasnya layaknya gunung berapi lainnya.
Saat ini yang ada tinggal anak krakatau dan menjadi salah satu obyek wisata yang sangat menarik yang bisa anda kunjungi. Akan tetapi Gunung krakatau saat ini sudah menjadi daerah konsevasi alam, jadi untuk memasuki atau berkunjung di area gunung krakatau anda harus mendapatkan ijin dari balai konsevasi lampung. Namun, untuk anda yang tidak mau repot bisa membeli paket tour/tiket tour yang dikelola oleh travel agent. Dengan begitu anda tidak perlu mengurus ijin di balai konsevasi karena semua akan di urus oleh travel agent.
Kepulauan Krakatau yang dianggap sebagai laboratorium alam raksasa itu, sejak tahun 1919 oleh Belanda ditetapkan sebagai Cagar Alam. Pada 1991, Unesco mengakui Kepulauan Krakatau sebagai warisan alam dunia.
Alam dan laut di sekitar kepulauan itu, juga menjadi daya tarik tempat wisata ini. Tidak kurang dari 50 spesies ikan dan terumbu karang yang belum terjamah, menjanjikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan penggemar snorkling. Selain gususan Kepulauan Krakatau, wisatawan juga bisa singgah di pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya. Ada puluhan pulau di sekitarnya. Antara lain Pulau Sebuku Kecil, Pulau Sebuku Besar, Pulau Sebesi, Pulau Umang-umang, dan Pulau Legundi. Hampir seluruh pulau memiliki pemandangan yang indah, pantai pasir putih, serta air laut yang jernih.
Pulau Sebuku berada di Selat Sunda dan merupakan salah satu pulau terbesar di Selat Sunda yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Sumatra, kurang lebih 2,3 km di selatan Pulau Sumatra. Secara administratif, Pulau Sebuku termasuk kawasan Kalianda, Lampung Selatan. Pulau Sebuku cukup populer sebagai tujuan wisata bahari. Di sini, Anda dapat menikmati keindahan pantai, berenang, snorkeling, dan juga diving. Pulau Sebuku (bersama dengan Pulau Sebesi) adalah salah satu pulau terdekat untuk mengamati Anak Gunung Krakatau.
Daya tarik wisata gunung Krakatau terletak pada sisa-sisa letusannya yang menghasilkan eksotisme bentangan alam sisa dari letusan dahsyat tersebut. Ditambah lagi dengan Anak Gunung Krakatau yang masih aktif dan fluktuatif. Selain itu, tinggi Anak Krakatau yang makin bertambah juga merupakan daya tarik dari wisata Krakatau ini. Menurut para ahli, tinggi Anak Krakatau bertambah sekitar 5 cm tiap bulannya.
Segenap pesona dan misteri alamnya yang sedemikian rupa menjadi alasan mengapa banyak wisatawan tertarik datang ke gunung ini. Penuh misteri namun eksotik, mengerikan maun mempesona. Begitu kiranya kesan yang didapatkan ketika berkunjung ke wisata gunung Krakatau. Rute gunung ini berkelok-kelok penuh tantangan. Teriknya matahari tidak dapat di kompromikan. Namun rasa lelah itu dapat terbayar ketika anda berhasil menaklukkan gunung yang berada di tengah laut ini.
Letusan besar gunung Krakatau memang menghancurkan sebagian gunung. Namun menghasilkan bentangan alam yang indah. Pesona kawah besar yang dikelilingi gunung juga merupakan daya tarik tersendiri bagi wilayah ini. Meskipun tandus, masih banyak flora dan fauna yang hidup disini. Pesona laut biru membentang juga menjadi daya tarik wisata Gunung Krakatau. Anda dapat melakukan kegiatan memancing ataupun snorkeling di lautnya yang jernih.
Tempat wisata yang menjanjikan keindahan alam itu, dapat ditempuh melalui Dermaga Canti. Dari Bandar Lampung atau Bakauheni, Lampung Selatan dapat ditempuh menggunakan bus menuju Kalianda. Dilanjutkan dengan kendaraan umum mini bus menuju Desa Canti.
Dari Dermaga Canti, perjalanan dapat dilanjutkan menggunakan kapal cepat (jetfoil) atau kapal motor biasa. Dengan waktu tempuh sekitar 90 menit dan 150 menit, wisatawan dapat mencapai Kepulauan Krakatau. Perlu waktu yang cukup, bahkan bermalam, untuk bisa menjelajahi Gunung Anak Krakatau, kemudian menikmati keindahan pantai, dan menyelami alam bawah laut di sekitar kepulauan itu. (Nald)