NEWSANTARA.CO, YOGYAKARTA — Garin Workshop bekerjasama dengan Omah Petroek menggelar peluncuran buku “Membela Islam, Membela Kemanusiaan” (edisi cetakan ke-2) Karya Fajar Riza Ul Haq dalam Pementasan Tembang dan Tari Kamanungsan, Kamis malam (16/11), di Omah Petroek, Sleman, Yogyakarta. Omah Petroek merupakan rumah budaya yang menjadi tempat terbuka lintas seni, budaya, dan pikiran – pikiran baru.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashier, Romo Sindhunata, Garin Nugroho, Fajar Riza Ul Haq, dan puluhan budayawan.
Garin Workshop yang dikelola budayawan Garin Nugroho telah merintis tradisi menghadirkan tokoh-tokoh muda dari beragam latar belakang ilmu dan seni seperti Yudi Latief, Sukardi Rinakit, dan Radar Panca Dahana.
Mereka yang diundang memiliki pergulatan pemikiran dan penciptaan yang memperkuat bahkan memperkaya nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.
“Kita memerlukan lebih banyak lagi tokoh muda yang tumbuh dari institusi maupun komunitas kecil dan punya pengaruh luas di ruang publik. Saya mengenal dan berinteraksi dengan sosok Fajar ini sejak menjadi anggota dewan pembina MAARIF Institute,” kata Garin.
Ia menganggap Fajar memiliki kepemimpinan organisasi, pengetahuan agama dan politik serta gagasan kebangsaan yang dibutuhkan oleh generasi muda hari ini.
Buku “Membela Islam, Membela Kamanusiaan” yang ditulis Fajar jelas mencerminkan visi intelektualisme yang merawat nilai-nilai kemanusiaan dalam sikap beragama.
“Kita membutuhkan media-media dakwah kebangsaan yang menyatukan, disinilah karya ini bertemu dengan seni”, ujar Garin menjelaskan alasan kenapa dirinya menghelat acara tersebut.
Pementasan Tembang dan Tari Kamanungsan tersebut merupakan kreasi seni Garin Nugroho dalam membaca karya Fajar Riza Ul Haq, “Membela Islam, Membela Kemanusiaan” yang diterbitkan Mizan. Buku karya intelektual muda Muslim ini sudah memasuki cetakan ke-2 setelah edisi cetakan ke-1 diluncurkan tanggal 18 Oktober lalu di CSIS, Jakarta.
“Fajar ini merupakan salah satu intelektual muda yang membanggakan, lahir dari rahim Muhammadiyah, mewarisi spirit Islam berkemajuan yang salah satu karakternya berbuat baik terhadap kemanusiaan. Bukunya mencerminkan visi intelektual yang tajam. Pikiran-pikiran penting mengisi ruang publik karena mampu merekatkan, kita memerlukan jembatan komunikasi ditengah polarisasi tajam supaya terhindar dari sikap ekstrem”, ungkap Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Fajar yang merupakan mantan Direktur Eksekutif MAARIF Insitute merasa sangat terhormat dengan acara yang dihelat Garin Workshop dan Omah Petroek. Menurutnya selalu ada kejutan dalam kreativitas seorang Garin.
Dan merayakan buku dengan kemasan peristiwa budaya semacam ini merupakan hal langka. Ini kehormatan besar, tidak hanya untuk saya pribadi tapi bagi semua orang yang merawat nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.
Pentas Kemanungsan ini menegaskan sikap beragama yang manusiawi menuntun proses belajar dan kearifan, membuka jalan bagi lahirnya pikiran-pikiran baru.
“Saya setuju dengan Pak Haedar, kita membutuhkan cara beragama yang merekatkan, bukan malah memecah belah karena klaim kebenaran sepihak”, pungkas Fajar. (Ham/Red.)